Senin, 09 Oktober 2017

UNIK. PENDIDIKAN POLITIK DISAMPAIKAN DENGAN BAHASA SUNDA.

IMMagazine NEWS
IMM KOM FISIP UMJ

Sudah sepatutnya mahasiswa mengabdikan diri kepada masyarakat. Akhir bulan lalu, tepatnya pada 30 September 2017, BEM FISIP UMJ melaksanakan program Pendidikan Politik dalam bentuk penyuluhan PILKADA kepada warga desa Cibuyutan, Bogor, Jawa Barat. Program ini merupakan program BEM UMJ., yaitu desa binaan. Setiap fakultas harus membuat program sesuai dengan background keilmuan masing-masing.
BEM FISIP UMJ mendapatkan kesempatan untuk menghadirkan program sesuai dengan bidang
keilmuannya. Sebelum melaksanakan program di sana, BEM FISIP UMJ membaca hasil social
maping yang telah dilakukan oleh BEM UMJ selama satu bulan. Hasil social maping menggambarkan bahwa di desa Cibuyutan, masih marak money politic. Oleh karenanya, perlu ada pendidikan politik bagi warga setempat khususnya pemilih pemula. Hal ini didukung juga
dengan akan dilakukannya PILKADA pada april 2018 mendatang. Jawa Barat adalah salah satu daerah yang melakukan Pemilihan, jadi program BEM FISIP UMJ dinilai sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan desa Cibuyutan. Sasaran program adalah warga desa Cibuyutan khususnya pemilih pemula agar menambah wawasan, pengetahuan dan meningkatkan partisipasi masyarakat desa Cibuyutan.

Alasan BEM FISIP membuat program penyuluhan ini adalah kurangnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Masyarakat di sana berpikiran bahwa belum tentu orang yang dipilih meperhatikan mereka. Makanya ada money politic untuk menarik masyarakat agar mau memilih. Ada yang menarik dengan money politic di sana. Ternyata budaya money politic ini dikemas dengan nama ‘uang es’. Kenapa dinamakan uang es? Sebab medan atau area dari desa ke TPS sangat susah dan jauh. Desa Cibuyutan berada di lereng gunung, sedangkan TPS ada di pinggir jalan raya, hal ini yang membuat masyarakat setempat malas untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Jadi, masyarakat diberikan uang untuk beli es agar tidak kehausan di perjalanan menuju TPS. Namun, uang es ini belum diketahui asalnya dari siapa. Pada program penyuluhan ini, Bapak Djoni Gunanto, SIP., M.Si., yang juga dosen FISIP menjadi narasumber, “Kegiatan BEM FISIP di sana adalah penyuluhan, dengan narasumber dosen fisip UMJ, Bapak Djoni Gunanto. Jadi beliau memberikan materi terkait PILKADA dan KPUD Bogor. Namun ada yang berbeda dan unik sekali. Tidak seperti penyuluhan-penyuluhan biasa. Uniknya terletak pada bahasa yang digunakan, bukan bahasa Indonesia melainkan bahasa sunda. Mulai dari moderator hingga narasumber. Salut pokoknya untuk Pak Djoni”, tutur ketua BEM FISIP UMJ, Umu Nusaibah sambil mengacungkan jempol. Bahasa sunda digunakan sebagai alat komunikasi dalam penyuluhan sebab masyarakat di sana sangat pasif dalam berbahasa Indonesia. Walaupun sebenarnya bisa berbahasa Indonesia, namun untuk merespon dengan bahasa Indonesia
masyarakat Cibuyutan sedikit kesulitan. Maka dari itu, BEM FISIP bersama narasumber berinisiatif untuk menggunakan bahasa sunda selama penyuluhan berlangsung. Hal ini dinilai berhasil oleh Umu, sebab jumlah yang hadir sangat banyak memenuhi ruang kelas hingga teras/halaman di luar kelas. Umu juga menggambarkan suasan penyuluhan di sana sangat ramai, dan seru. Sepertinya informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat, sebab mereka sangat enjoy bahkan tidak jarang ada gelak tawa disela penyuluhan. Cara ini mungkin bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang kesulitan dalam mensosialisasikan
hal tertentu di kalangan masyarakat desa pedalaman.(dm).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar