Jumat, 21 September 2018

Perempuan Membangun Peradaban

Deklarasi IMMAWATI INSTITUTE
Kamis, 20 September 2018


Studi dan kajian tentang perempuan selalu menarik untuk dibahas. Isu gender yang sudah sejak lama muncul dan berkembang banyak dipelajari di kalangan akademis dan aktivis. Walaupun begitu, pandangan tentang perempuan sebagai mahluk yang rendah atau derajatnya di bawah laki laki pada zaman pra islam, masih membekas dan melekat pada sebagian kalangan saat ini. Padahal islam telah membawa ideologi pemebebasan terhadap perempuan. Islam mengangkat derajat perempuan. Islam mengajarkan konsep egaliter bahwa perempuan dan laki-laki adalah setara, yang membedakan hanyalah taqwanya pada Sang Pencipta. Dengan latar belakang itu, IMMawati Cabang Cirendeu membentuk sebuah lembaga yaitu IMMAWATI INSTITUTE yang akan menjadi wadah bagi IMMawati untuk belajar, berinovasi, berkarya, dan berkontribusi bagi dakwah ikatan amar ma'ruf nahi munkar. 

Pada Kamis, 20 September kemarin, IMMAWATI INSTITUTE secara resmi dideklarasikan sebagai Lembaga Semi Otonom PC IMM Cirendeu, yang dilaksanakan di Aula Gedung Sekolah Pasca Sarjana UMJ. Deklarasi ini dihadiri oleh DPD IMM DKI Jakarta sekaligus meresmikan acara tersebut, dan tamu undangan dari PC IMM se-DKI Jakarta, serta tentunya IMMawan dan IMMawati se-Cabang Cirendeu.

Deklarasi ini digelar dan diawali dengan Studium General yang diisi oleh aktivis perempuan yakni Dr. Rohimi ZamZam, S.Psi., M.Pd. selaku Warek IV UMJ, Dr. Ulfah Mawardi, M.Pd., selaku Sekretaris Jendral PP Nasyiatul Aisyiyah 2012-2016, Tsani Itsna Ariyanti, S.S.I., selaku Ketua Bidang IMMawati DPD DKI Jakarta. Tema yang diangkat adalah Peran Perempuan dalam Membangun Peradaban. Tema ini dianggap cukup penting untuk dibahas, sebab dalam menghadapi perkembangan zaman, kemajuan teknologi, serta tantangan globalisasi, tentunya perempuan harus turut serta. 

Dalam ranah tertentu memang perempuan tidak bisa setara dengan laki laki. Namun untuk ranah keumatan, persyarikatan, bangsa dan negara, perempuan memiliki peran yang cukup besar. Perempuan sebagai madrosatul uula bagi anak-anaknya, artinya keberhasilan sebuah generasi ditentukan oleh bagaimana kualitas perempuan dalam mendidik. Bukan hanya itu, dalam ranah persyarikatan, bangsa dan negara, perempuan juga harus ikut ke dalamnya. Sehingga apa yang menjadi keresahan perempuan dan tidak dirasakan oleh laki laki, dapat tersampaikan dan diwujudkan. Sedikitnya minat perempuan untuk terjun dalam ranah persyarikatan masih belum banyak. Begitu pula dengan minat perempuan untuk terjun dalam ranah kebangsaan (dunia politik) sangat minim, dan terpaut jauh jika dibandingkan dengan laki laki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya ialah masih kentalnya pandangan bahwa perempuan akan berkutat pada urusan rumah tangga setinggi apapun jabatan, dan pendidikannya. 

Dominasi laki laki yang masih tinggi harus dianggap sebagai pecutan bagi perempuan untuk maju dan tampil, bukan lagi sebagai subordinat. Dari Studium General ini, IMMAWATI INSTITUTE ingin menyampaikan bahwa perempuan khususnya IMMawati tidak boleh takut, ragu, dan minder dalam perjalanan amar ma'ruf nahi munkar di IMM. Karena IMMawati bukan hanya pelengkap, melainkan partnerIMMawan yang akan maju dan bergerak bersama dalam menjalankan roda dakwah ikatan. 

IMMawati harus siap menjadi pion terdepan menyuarakan keadilan dan pikiran-pikiran dalam perjalanan membangun peradaban. IMMAWATI INSTITUTE diharapkan dapat menjadi wadah dan jembatan bagi IMMawati dalam meningkatkan kualitas diri untuk menghadapi perjuangan di tiga ranah tersebut (umat, persyarikatan, dan bangsa dan negara).